KabarJawa.com — Yogyakarta Royal Orchestra (YRO) dan Choir berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Italia dan Institut Kebudayaan Italia (Istituto Italiano di Cultura) Jakarta dalam menyelenggarakan konser istimewa bertajuk A Tribute to Giacomo Puccini. Konser tersebut berlangsung di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY) pada Sabtu (21/09) malam, memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Italia sekaligus memperingati 100 tahun wafatnya komposer legendaris Italia, Giacomo Puccini.
Acara ini dihadiri oleh Gubernur DIY sekaligus Raja Kraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang didampingi oleh para putri dalem, termasuk GKR Mangkubumi, GKR Condrokirono, GKR Hayu, dan menantu dalem KPH Notonegoro. Selain itu, Direktur Institut Kebudayaan Italia, Maria Battaglia, dan sejumlah pejabat daerah serta tamu undangan turut hadir.
Giacomo Puccini, yang dikenal sebagai salah satu komponis opera terbesar Italia, dihormati dalam konser ini dengan arahan konduktor asal Italia, Margherita Colombo. Konser juga menampilkan soprano Carmen Lopez dan tenor Allesandro Fantoni, yang membawakan aria-aria terkenal dari opera karya Puccini. Ini juga menjadi panggung debut Yogyakarta Royal Choir, paduan suara milik Keraton Yogyakarta.
KPH Notonegoro, Penghageng Kawedanan Kridhamardawa Keraton Yogyakarta, menyampaikan kebanggaannya atas kolaborasi ini. “Ini merupakan tantangan tersendiri bagi YRO, karena biasanya kami dikenal membawakan tembang Jawa dan lagu nasional. Kesempatan membawakan karya Puccini adalah sebuah kehormatan besar,” ujarnya. Ia juga berterima kasih atas dukungan masyarakat, Kedutaan Besar Italia, serta semua pihak yang terlibat.
Duta Besar Italia untuk Indonesia, Benedetto Latteri, menyampaikan bahwa konser ini bukan hanya tentang musik, melainkan juga memperingati ikatan kuat antara Italia dan Indonesia. “Melalui musik yang abadi, kita merayakan ikatan budaya yang dalam antara kedua negara, serta nilai-nilai bersama yang kita junjung tinggi,” ungkapnya.
Beberapa karya Puccini yang ditampilkan dalam konser ini termasuk aria dari opera terkenal seperti Le Villi, La Boheme, Manon Lescaut, Madama Butterfly, Tosca, dan Turandot. Salah satu momen yang paling dinanti adalah penampilan Nessun Dorma dari opera Turandot, yang disambut dengan antusias oleh penonton.
Pimpinan Produksi, ML. Widyotantomardowo, mengungkapkan bahwa antusiasme masyarakat terhadap konser ini sangat tinggi. “Kami tidak menyangka responnya akan sebesar ini. Selama tiga hari pendaftaran dibuka, kuota langsung habis, dan dengan berat hati kami harus menolak ratusan calon penonton yang tidak kebagian tempat,” katanya.
Meski konser ini diselenggarakan gratis, dengan kapasitas ruangan terbatas, hanya 600 orang yang bisa menyaksikan secara langsung melalui sistem reservasi luring. Bagi yang tidak mendapatkan tiket, panitia menyediakan layar di luar gedung untuk menampilkan siaran konser. Konser ini juga tidak disiarkan langsung di kanal YouTube Kraton Jogja, namun akan ada siaran tunda untuk publik.
Konser ini bukan hanya menunjukkan kemegahan musik klasik, tetapi juga menjadi simbol hubungan diplomatik yang semakin erat antara Indonesia dan Italia, yang terus berlanjut melalui kerja sama budaya seperti ini.