KabarJawa.com — Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gigitan nyamuk dengue penyebab demam bedarah (DBD), khususnya di suhu cuaca yang tinggi.
Dilansir dari laman Kemenkes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Imran Pambudi, MPHM mengungkapkan, nyamuk dengue akan semakin ganas bila berada di suhu cuaca yang tinggi.
"Jadi frekuensi dia menggigit itu akan meningkat 3 sampai 5 kali lipat pada saat suhunya meningkat di atas 30 derajat,” ujar dr. Imran pada konferensi pers ASEAN Dengue Day, Senin (12/06) di Jakarta.
Tahun ini, ia mengimbau masyarakat perlu meningkatakan kewaspadaan terhadap DBD, pasalnya El Nino bisa terjadi kapan saja. Tidak hanya itu, musim hujan pun perlu diwaspadai mengingat akan ada banyak genangan air atau tempat berkembang biak nyamuk dengue.
Data Kemenkes pada 27 November 2022 menunjukkan kasus DBD periode 10 tahun terakhir mulai naik setiap bulan November, puncak kasus pada Februari, dan Maret – April mulai terjadi penurunan kasus. Siklus ini terjadi selama 10 tahun terkahir.
“Ini hubungannya dengan siklus musim hujan, jadi kalau musim hujan itu karena ada genangan air maka kasusnya meningkat dan ini terjadi setiap tahun seperti ini,” ungkap dr. Imran.
Tahun 2022 terdapat 131.265 kasus DBD dan 50% terjadi pada anak umur 0-14 tahun.
Diketahui, terdapat 5 provinsi dengan kasus sebaran tertinggi yakni Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, dan DKI Jakarta
Dari jumlah tersebut, terjadi 1183 kematian, dimana 73% terjadi pada anak usia 0-14 tahun.
Seputar Nyamuk Dengue
Nyamuk Dengue aktif menggigit di saat terang jam 08.00 hingga 10.00 pagi dan menjelang sore jam 15.00 hingga 17.00.
Masa inkubasi Nyamuk Dengue 5 hingga 10 hari, rata-rata timbul gejala 7 hari sejak gigitan.
Gejala-gejala Infeksi Dangue (DBD)
1. Demam
2. Pusing atau sakit kepala
3. Mual dan kadang muntah
4. Sakit Perut
5. Tulang sendi terasa ngilu dan nyeri otot
6. Diare
7. Pendarahan (bintik-bintik merah, mimisan, gusi berdarah, muntah darah, BAB berdarah).
8. Tangan dan kaki dingin, lembab, lemah serta tidur terus
Pencegahan DBD
1. Pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M Plus
Menguras, Menyikat dan Menutup tempat penampungan air dan memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas. Plus mencegah gigitan dan perkembangbiakan nyamuk dengue dengan menanam tumbuhan pengusir nyamuk.
2. Teknologi Wolbachia
Teknologi wolbachia juga bisa digunakan untuk mencegah DBD, yaitu upaya melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke dalam tubuh manusia. Langkah dilaksanakan terlebih dahulu di 5 kota di Indonesia dengan kasus DBD tertinggi, yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang dan Banten
3. Pencegahan DBD bisa melalui vaksin dengue
Saat ini ada dua jenis vaksin yang sudah mempunyai izin edar dari BPOM dan beredar di pasaran, antara lain vaksin Dengvaxia dan Vaksin Qdenga.