KabarJawa.Com — Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Sragen mendapatkan kepercayaan untuk mendukung Program Panen Raya Padi Nusantara satu juta hektare secara serentak yang disampaikan oleh Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI).
Kecamatan Sidoharjo dipilih karena merupakan penyangga pertanian di wilayah Kabupaten Sragen dengan luas wilayah hamparan sawah adalah 3.274 hektare. Jumlah luas lahan pertanian yang sudah dipanen pada musim panen kali ini adalah 2.716 hektare, dan yang belum dipanen sekitar 558 hektare.
Hal ini disampaikan Camat Sidoharjo Agus Tri Pranoto saat mendampingi Wakil Bupati Sragen, Suroto dan Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian RI, Muhammad Taufik Ratori dalam Panen Raya di lahan pertanian Dukuh Ngloru Desa Patihan, dan Desa Duyungan Kecamatana Sidoharjo, Sabtu (11/3).
“Hasil produk pertanian hortikultura Kecamatan Sidoharjo telah merambah secara nasional khususnya sampai ke Ibukota Jakarta maupun Surabaya. Terbukti di sepanjang jalan Sragen-Masaran-Solo ada beberapa gudang beras yang disuplai ke berbagai kota termasuk Jakarta,” ungkapnya.
Wakil Bupati Suroto dalam sambutannya menyatakan, Kabupaten Sragen merupakan Kabupaten Agraris karena 60% penduduknya bekerja di sektor pertanian. Luas lahan sawah yang dilindungi adalah 42.138,90 hektare atau 42% dari luas keseluruhan Kabupaten Sragen.
“Tahun 2021 luas tanam mencapai 109.199 hektare dengan produksi gabah kering giling mencapai 605.115 ton atau setara dengan 389.395 ton beras. Sementara kebutuhan pangan (beras) penduduk Sragen sebesar 83,468 ton/tahun sehingga surplus beras tahun 2021 sebesar 303.891 ton,” ungkapnya.
Menurutnya, musim tanam pertama dilakukan pada bulan Oktober 2022 – Januari 2023 di lahan seluas 41.351 hektare yang berada disekitar Bengawan Solo seperti di Masaran, Tanon, Plupuh, Sidoharjo, Sragen, Ngrampal, Gesi, Sukodoo dan Jenar.
Suroto menambahkan, saat ini Kabupaten Sragen juga telah memiliki MRMP (Modern Rice Milling Plant) atau Sentra Penggilingan Padi Modern milik Perum Bulog di desa Karangmalang Kecamatan Masaran. Adanya MRMP ini, diharapkan dapat menyerap gabah petani saat panen raya.
“Hari ini Presiden Jokowi meresmikan MRMP di Masaran. Semoga keberadaan MRMP di Kabupaten Sragen mampu membantu petani melakukan serap gabah pada saat harga tawar rendah atau di bawah harga pembelian pemerintah. Agar petani tetap semangat dalam berusaha di sektor pertaniah,” ujar Suroto.
Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Direktorat Jenderal Hortikultura Kementan RI mengatakan, saat ini pertanian dan hortikultura menghadapi beberapa permasalahan yang cukup kompleks seperti adanya perubaan iklim.
“Seharusnya sudah musim kemarau namun sekarang hujan. Sehingga berpengaruh terhadap sistem tanam dan produktivitas kita. Adanya perang Ukraina-Rusia berpengaruh juga terhadap pupuk yang mana bahan bakunya dari Rusia sehingga harga pupuk pun naik,” terangnya.
Namun, lanjutnya, dalam kondisi yang terbatas tersebut produksi pertanian masih mengalami kenaikan sampai 16%.
“Dengan sinergi dari berbagai unsur termasuk Pemerintah Daerah melalui penyuluh dan petani sampai saat ini NTP (indikator kesejahteraan petani) naik dari 99% menjadi 110 %. Di tahun 2021 ekspor padi juga mengalami kenaikan 40% sehingga indikator-indikator positif tersebut berpengaruh terhadap perekonomian nasional,” tutupnya.