KabarJawa.com — Puluhan buruh yang tergabung dalam Federasi Kesatuan Serikat Pekerja Nasional (KSPN) memperingati Hari Buruh atau May Day 2024 dengan menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah pada Rabu, 1 Mei 2024.
Mulai dari pukul 10.30 WIB, kawasan Kantor Gubernur Jateng di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, telah ditutup untuk kegiatan unjuk rasa.
Dikutip dari Beritajateng.tv, Aksi unjuk rasa yang dipimpin oleh KSPN, yang juga melibatkan mahasiswa, merupakan demonstrasi pertama di Kantor Gubernur Jateng pada Hari Buruh 2024. Aksi ini menjadi pemanasan untuk unjuk rasa yang akan dilakukan oleh serikat buruh lainnya pada sore menjelang malam.
Unjuk rasa dimulai dengan suasana riang di mana massa berjoget dengan musik dangdut sebelum orasi dimulai oleh perwakilan KSPN.
Koordinator lapangan aksi, Syaifuddin, dalam orasinya menyoroti upah buruh yang di Jateng masih tergolong rendah.
“Upah buruh di Jateng sangat rendah, padahal kita memiliki tanggungan yang harus dipenuhi. Ini adalah situasi yang sangat ironis,” ujarnya dengan tegas.
Tak lupa, Omnibus Law atau UU Cipta Kerja juga menjadi sorotan dalam unjuk rasa ini.
“UU Ciptaker yang telah disahkan tetapi masih mengundang kontroversi. Kesejahteraan buruh masih minim, ini merupakan pelanggaran yang jelas,” ungkapnya.
Tak hanya itu, masalah uang kuliah tunggal (UKT) yang tinggi juga menjadi perbincangan. Muhaddin, korlap aksi, menegaskan kebingungannya atas tingginya UKT di tengah rendahnya gaji buruh.
“Kenapa UKT harus tinggi? Gaji buruh tidak sebanding dengan biaya pendidikan tinggi. Ini menjadi pertanyaan yang harus dijawab,” tandasnya.
Perwakilan mahasiswa perempuan dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) ikut menyuarakan aspirasi mereka.
“Pendidikan bukan hanya soal gelar, tapi juga perjuangan untuk kesetaraan bagi para buruh yang juga merupakan orang tua kita,” ungkapnya.
Hingga pukul 13.00 WIB, tidak ada pejabat publik yang muncul untuk bertemu dengan para buruh dalam unjuk rasa May Day 2024 ini.