KabarJawa.com — Usai melakukan ziarah ke makam Bung Karno pada Rabu sore, 4 September 2024, bakal calon gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini, bersama pasangannya, Gus Hans, meluangkan waktu untuk menikmati kuliner khas Blitar. Mereka memilih mencicipi nasi pecel legendaris Mbok Bari yang berlokasi tak jauh dari kompleks wisata makam Bung Karno.
Risma dan Gus Hans berjalan kaki dari makam, menyapa beberapa pedagang di sepanjang jalan, sebelum akhirnya tiba di warung nasi pecel tersebut.
Momen ini tidak sekadar digunakan Risma untuk menikmati makanan, tetapi juga menjadi kesempatan berdialog dengan para pedagang kaki lima (PKL) di kawasan makam Bung Karno. Risma mendengarkan aspirasi dan keluhan dari pedagang yang terkena dampak resesi ekonomi. Meski kawasan makam selalu ramai pengunjung, banyak di antara mereka hanya berziarah tanpa membeli dagangan para pedagang.
Risma menekankan bahwa keluhan para pedagang ini menjadi perhatian serius baginya. “Kampanye ini justru saya manfaatkan untuk mendengar. Pedagang di sini banyak, dan tantangan mereka beragam. Kita tidak bisa hanya mengandalkan keramaian pengunjung. Harus ada solusi yang lebih konkret,” ucapnya sembari berbincang dengan salah satu pedagang.
Ia mengakui bahwa masalah ini memerlukan strategi dan penataan yang lebih baik, agar para pedagang tidak saling bersaing secara tidak sehat. Salah satu langkah yang akan diambil adalah pemetaan produk dagangan. “Nanti akan kita petakan. Tidak semua pedagang menjual barang yang sama, agar tidak ada persaingan yang membuat mereka kesulitan bertahan,” jelasnya.
Selain menyinggung permasalahan pedagang, Risma juga menyampaikan sejumlah isu lain yang ia dengar selama kampanye, terutama terkait perekonomian Jawa Timur. Ia menyoroti sektor perikanan di daerah selatan seperti Trenggalek, di mana banyak nelayan harus berutang sebelum melaut. Akibatnya, saat mereka kembali, hasil tangkapan terpaksa dijual murah karena tekanan utang.
“Ini sangat tidak baik. Mereka terjebak dalam lingkaran kemiskinan yang terus berulang. Kita harus mencari pola yang bisa membantu mereka keluar dari siklus tersebut,” ujar Risma.
Sebagai mantan Menteri Sosial, Risma menegaskan bahwa timnya di Kementerian Sosial telah berhasil menurunkan angka kemiskinan melalui program pemberdayaan. Menurutnya, formula yang sukses diterapkan di Surabaya saat ia menjabat sebagai wali kota juga dapat diaplikasikan di daerah lain di Jawa Timur.
Ketika ditanya mengenai niatnya mencalonkan diri sebagai gubernur Jawa Timur, Risma menegaskan pendekatannya selalu berbasis pada mendengarkan keluhan dan harapan masyarakat. “Di sini saya mendengar mimpi-mimpi mereka dan tantangan yang dihadapi. Dari situ, kita bisa merumuskan strategi yang tepat,” tambahnya.
Gus Hans, yang turut mendampingi Risma selama kunjungan, sependapat bahwa dialog dengan masyarakat dan pedagang adalah kunci dalam merumuskan program masa depan. “Apa yang kami dengar hari ini akan kami jadikan dasar dalam penyusunan kebijakan, agar solusi yang kami tawarkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” kata Gus Hans.
Risma pun berjanji akan kembali ke Blitar untuk menindaklanjuti aspirasi yang telah ia dengar. Menurutnya, potensi ekonomi yang dimiliki Jawa Timur, khususnya di sektor perikanan dan pertanian, dapat dikembangkan dengan perencanaan yang matang.
“Potensi di Jawa Timur sebenarnya besar, terutama di sektor perikanan dan pertanian. Namun, kita perlu menggunakan strategi yang tepat,” ujar Risma sebelum melanjutkan perjalanannya menuju tujuan berikutnya di Kota Blitar.
Melalui dialog dan interaksi langsung dengan masyarakat, Risma berharap dapat membawa perubahan nyata, baik bagi para pedagang di Makam Bung Karno maupun bagi masyarakat Jawa Timur secara keseluruhan.