KabarJawa.com — Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah me-launching Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak Menular, di Gedung PKK, Jumat (1/7).
Peluncuran dilakukan Wakil Ketua II TP PKK Jateng, Indah Sumarno, dan dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yunita Dyah Suminar.
Menurut Indah, pembentukan Posbindu PTM berawal dari persentase PTM di masyarakat yang terus meningkat.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, data prevalensi kasus PTM lebih meningkat dibandingkan pada 2013. Di antaranya, hipertensi meningkat dari 25,8 per 100 penduduk menjadi 34,1 per 100 penduduk. Kasus diabetes melitus meningkat banyak dari 1,1 menjadi 10,9 per 10.000 penduduk.
“Faktor risiko penyakit tidak menular antara lain merokok, kurang aktivitas fisik, diet yang tidak sehat, dan stres,” bebernya.
Ditambahkan, sebenarnya semua kondisi di atas dapat dikendalikan dengan perilaku gaya hidup sehat. Dalam upaya menumbuhkan kesadaran dan perilaku hidup sehat, maka diperlukan pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam pemantauan faktor risiko, melalui pemanfaatan atau pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM.
Dengan Posbindu PTM yang diikuti seluruh pengurus TP PKK Jateng, terang Indah, diharapkan dapat memantau kondisi kesehatan masing-masing, mendeteksi dini kemungkinan terkenanya PTM, sehingga akan lebih optimal menjalankan 10 Program Pokok PKK.
“Karena tanpa kita sadari, pola hidup tidak sehat, penuh tekanan, kemudian inisiatif diet tanpa pengawasan tenaga kesehatan itu berisiko menimbulkan PTM, seperti diabetes, (hiper) kolesterol, hipertensi, dan lainnya. Kita, PKK, ingin menghindari itu. Karena, dalam hidup yang sehat, jiwa yang sehat, akan bisa melaksanakan tugas-tugas kita di masyarakat,” kata Indah.
Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yunita Dyah Suminar. Dikatakan, saat ini di dunia ada pergeseran pola penyakit dari menular menjadi tidak menular, meskipun kemarin ada kasus Covid-19. Namun, PTM harus dikendalikan, dengan deteksi dini melalui Posbindu PTM.
Dia berharap, Posbindu PTM yang diluncurkan TP PKK Provinsi, bisa diikuti TP PKK Kabupaten/Kota hingga dasawisma. Sehingga, kasus PTM dapat ditekan.
“Posbindu ini untuk deteksi dini. Jadi, disarankan tiap orang bisa periksa satu kali setahun, terutama bagi usia produktif atau lanjut. Setelah tahu deteksinya, bagaimana tensi (tekanan darah), gula darah, maka bisa dikonsultasikan kepada petugas di Puskesmas yang ada di wilayahnya,” tegas Ninit, sapaan akrabnya.
Subkoordinator Pencegahan dan Pengendalian PTM Dinkes Jateng Arvian Nefi, membeberkan strategi menjaga kesehatan, dengan CERDIK. Yakni, cek kesehatan rutin minimal satu kali setahun, enyahkan asap rokok dengan tidak merokok atau menjual rokok di sekitar sekolah maupun fasilitas kesehatan. Kemudian, rajin olahraga minimal 30 menit per hari, diet seimbang yang berarti bukan tidak boleh makan, melainkan mengatur asupan makanan terutama gula, garam, lemak.
“Istirahat cukup, boleh kerja keras, tapi jangan lupa istirahat, tidur cukup. Dan yang terakhir, kelola stres, karena kata orang itu sakit karena pikiran. Stres itu normal, tapi yang baik adalah bagaimana mengelola stresnya” tandas Arvian.