KabarJawa.com — Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia menyelenggarakan bimbingan teknis dan pelaksanaan demplot uji coba bahan alami untuk peningkatan produksi komoditas tanaman pangan, kepada para petani di Desa Burikan, Kecamatan Cawas, Minggu (29/5).
Dirjen Tanaman Pangan Kementan RI Suwandi mengatakan Kabupaten Klaten telah mengalami peningkatkatan di bidang pertanian yang sangat pesat.
“Kemajuan di Klaten sangat pesat, mulai dari produk padi unggulan Srinuk, jagung tongkol tiga yang hanya ada di Klaten, lalu ada teknologi pakan ternak yang saya juga temukan di Klaten,” pungkasnya.
Tidak hanya itu, ia juga memperkenalkan kepada para kelompok tani tentang biosaka. Biosaka merupakan salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bioteknologi.
Menurutnya, biosaka terbuat dari rerumputan yang dicampur dengan air lalu dihancurkan, setelah itu dapat langsung diaplikasikan di lahan untuk semua jenis tanaman. Untuk pemilihan rumput, harus memakai rumput yang sehat yang tidak tercampur bahan kimia dan harus diketahui masa pertumbuhan rumput berada di fase vegetatif atau generatif.
“Biosaka ini terbuat dari rerumputan yang dicampur air lalu dihancurkan,” bebernya.
Biosaka memiliki manfaat yang banyak yakni dapat menekankan biaya produksi, mengurangi hama penyakit sehingga hasil panen lebih bagus, tanah menjadi lebih subur, harga hasil panen menjadi bagus, dan membuat petani mendapat untung yang besar.
“Ini baru uji coba ya, jadi penyuluh dapat ikut praktik secara langsung,” ujarnya.
Suwandi menekankan, biosaka tersebut adalah gratis yang dibuat sendiri dari bahan alam dan tidak diperjualbelikan. Oleh karena itu, para petani diharapkan dapat memanfaatkan pelatihan tersebut sebaik mungkin agar ke depan dapat memetik hasil yang memuaskan.
“Barang ini (biosaka) hanya bisa di buat sendiri, gratis. Bahannya dari alam dan kita gunakan untuk alam, jadi tidak diperjualbelikan dan tidak ada yang jual juga. Manfaatkan pelatihan dengan baik agar ke depan hasil yang diperoleh juga memuaskan,” pesannya.
Sementara itu, Bupati Klaten Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Kabupaten Klaten telah melakukan beberapa program dari Kementerian Pertanian yaitu IP400 dan penanaman 10.000 hektare tanaman kedelai. Selain itu, Kabupaten Klaten juga memiliki produk pertanian unggulan yaitu padi rojolele dengan dua varietas Srinar dan Srinuk.
Sri Mulyani mengatakan, Pemkab Klaten juga telah menjalin kerja sama dengan UGM dan Kementan dalam penanaman kedelai di Kabupaten Klaten, ia sangat optimistis dapat menyukseskan kegiatan tersebut.
“Dengan kerja sama bersama UGM dan Kementan untuk menanam kedelai, (Pemkab) Klaten akan berusaha menyukseskan kegiatan tersebut. Selain itu, Klaten juga akan menyukseskan program dari Kementan lainnya,” tuturnya.
Ia menambahkan, pengenalan inovasi pupuk Biosaka kepada petani di Kabupaten Blitar diharapkan dapat diadopsi oleh Kabupaten Klaten, sehingga masyarakat menjadi semakin maju, mandiri, dan sejahtera.
“Biosaka adalah inovasi yang sudah disukseskan di wilayah Kabupaten Blitar yang diharap dapat diadopsi Kabupaten Klaten, sehingga ilmu yang sudah dilakukan di Blitar dapat ditiru, dan masyarakat mau mengikuti biosaka,” harapnya.