News  

Ketua DPRD Jateng Sumanto Dorong Pengembangan Wisata Desa Segorogunung

Kabarjawa.com — Desa Segorogunung memiliki potensi wisata seperti bukit paralayang, bumi perkemahan di tengah hutan pinus, perkebunan teh, offroad naik jip, hingga agrowisata. Melihat potensi ini, Ketua DPRD Jateng Sumanto mendorong pengembangan wisata Desa Segorogunung yang berada di Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

Sumanto mengatakan, Desa Segorogunung menjual wisata alam yang menawan. Desa ini bisa menjadi pilihan bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karanganyar. Sebab Kabupaten Karanganyar memiliki banyak pilihan destinasi seperti air terjun, kebun teh, candi, hingga agrowisata. Dengan banyaknya pilihan wisata tersebut, ia berharap masa tinggal wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Karanganyar akan bertambah.

Salah satu daya tarik Desa Segorogunung adalah Bukit Paralayang yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Dari bukit ini, wisatawan bisa menikmati sensasi terbang tandem menggunakan paralayang diatas hamparan kebun teh yang hijau.

“Di sini kalau hanya sehari nggak cukup. Ini belum di Tawangmangu ada air terjun, di Kemuning pesonanya kebun teh seperti di Puncak. Paralayang di Segorogunung ini bisa untuk PON, tingkatnya sudah internasional, potensinya luar biasa,” kata Sumanto saat berkunjung ke Desa Segorogunung, belum lama ini.

Desa Segorogunung menjadi salah satu desa yang mendapatkan bantuan desa wisata dari Pemprov Jateng. Masuk kedalam kategori desa wisata berkembang, tahun 2023 ini Desa Segorogunung mendapatkan bantuan sebesar Rp 500 juta.

Menurut Sumanto, bantuan tersebut dipakai untuk pengembangan agrowisata desa tersebut. Lokasi agrowisata ini menawarkan pemandangan Gunung Lawu yang indah. Dengan bantuan stimulan tersebut, diharapkan semakin menggerakkan sektor pariwisata di desa tersebut yang pada akhirnya mampu mengangkat perekonomian warga desa.

“Saya berharap bantuan ini bisa menjadi stimulan karena kebutuhannya jauh lebih besar. Yang tak kalah penting, wisatawan datang kesini karena daya tarik alamnya. Karena itu pengembangan desa wisata harus berbasis alam dan tidak merusak,” kata politisi asli Karanganyar tersebut.

Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan, Desa Segorogunung juga cocok untuk wisata adrenalin. Yaitu dengan menyewa jip untuk offroad. Salah satu rute yang jadi favorit wisatawan adalah melintasi hutan pinus di Bumi Perkemahan Segorogunung. Treknya cukup menantang. Mulai menanjak di tanah berlumpur, hingga menerjang genangan air. Wisata adrenalin ini juga memberi manfaat karena persewaan jip offroad dikelola langsung warga desa.

Pesona lainnya adalah Bumi Perkemahan (Buper) Segorogunung yang dikelola bersama warga desa dan Perhutani. Banyak wisatawan yang camping dan outbond di tengah hutan pinus.

Menurut Sumanto, Jateng sendiri memiliki sekitar 818 desa wisata. Pemprov dan DPRD Jateng memiliki program peningkatan desa wisata karena geliat untuk berwisata sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Guna meningkatkan potensi tersebut, dikucurkan dana bantuan desa wisata sebesar Rp 20 miliar hingga Rp 25 miliar per tahun.

Bantuan tersebut diberikan untuk desa wisata sesuai kategorinya. Yaitu desa wisata rintisan mendapatkan Rp 100 juta, desa wisata berkembang mendapatkan Rp 500 juta, dan desa wisata maju memperoleh Rp 1 miliar.

Sumanto mengatakan, bantuan stimulan tersebut perlu dimanfaatkan melalui pengelolaan yang optimal. Di antaranya dengan menggencarkan promosi wisata, hingga pembinaan UMKM agar masyarakat siap menyambut wisatawan. Tak kalah penting adalah menyiapkan desain pariwisata dengan meminta bantuan akademisi serta pendampingan dari Pemkab setempat.

“Potensi wisata di Kecamatan Ngargoyoso ini banyak sekali. Kunjungan ke Segorogunung ini bisa dijadikan satu paket wisata dengan Kebun Teh Kemuning dan destinasi lainnya. Apalagi sudah ada beberapa investor yang masuk dengan membangun restoran,” paparnya.

Kepala Desa Segorogunung, Tri Hardjono mengucapkan terima kasih kepada Ketua DPRD Jateng Sumanto yang telah merealisasikan turunnya bantuan desa wisata. Dana tersebut pihaknya manfaatkan untuk membangun agrowisata dan wisata alam.

“Kalau wisatanya sudah berjalan dan berkembang, harapannya akan berdampak pada peningkatan perekonomian masyarakat,” ungkapnya.

Tri mengungkapkan, saat ini Desa Segorogunung selalu ramai dikunjungi wisatawan saat akhir pekan. Mereka berwisata ke landasan take off Paralayang, kebun teh, agrowisata, bumi perkemahan, hingga Kafe Payung Langit yang kerap menjadi tempat nongkrong.

Pihaknya juga terus mendorong masyarakat mengembangkan sektor UMKM untuk menyambut wisatawan. Hal ini menjadi tantangan sebab sebagian besar mata pencaharian masyarakat adalah menjadi petani.

Pemerintah desa juga telah menyiapkan masterplan wisata sesuai potensi. Yaitu dengan mengembangkan Bukit Paralayang, bumi perkemahan, wisata air di sungai, dan agrowisata. Total akumulasi biayanya mencapai Rp 25 miliar.

Menurutnya, bantuan desa wisata sebesar Rp 500 juta saat ini dimanfaatkan untuk membangun gardu pandang di agrowisata. Ia berharap pembangunan bisa dilakukan secara bertahap dengan dana gotong royong dari pemerintah desa, dana desa, dan bantuan provinsi.

“Untuk pembangunan agrowisata saja butuh Rp 4 miliar. Nanti konsepnya ada restoran, glamping, kolam renang, gardu pandang, dan wisata menanam serta petik sayur sendiri,” jelasnya. (adv)