News  

Kementerian Perdagangan Selenggarakan Workshop “Aku Siap Ekspor” di Semarang

KabarJawa.com – Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional menyelenggarakan workshop Akselerasi UKM/IKM Siap Ekspor (Aku Siap Ekspor)  di Semarang pada Senin-Selasa (30-31/5). Peserta workshop ini adalah pelaku usaha Kecil dan Menengah yang bergerak di bidang furniture, home decoration, home textile, dan life style. 

Workshop ini merupakan persiapan para peserta untuk memasuki pasar ekspor yang akan difokuskan ke negara-negara tujuan ekspor ke 15 pasar atau 21 negara yang memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia dalam bentuk CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement), FTA (Free Trade Agreement), maupun PTA (Preferential Trade Agreement).  Dengan demikian peserta dapat memanfaatkan berbagai pengurangan tarif dan hambatan perdagangan yang Indonesia peroleh dari perjanjian dagang tersebut.

Workshop dibuka secara resmi oleh Direktur Kerja sama Pengembangan Ekspor, Ni Made Ayu Marthini, acara ini dihadiri oleh 47 peserta ASE 2.0 yang tersebar dari Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, dan juga Sulawesi Utara.

“Program Aku Siap Ekspor atau dikenal dengan ASE merupakan salah satu program yang digagas Kementerian Perdagangan bersama Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi kreatif, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas), Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Business & Export Development Organization (BEDO), yang menurut kami merupakan bentuk kolaborasi yang positif. Kami juga menerima feedback yang positif dari para pelaku ekspor, karena program ini betul-betul membekali mereka dengan ilmu, pengalaman dan pendampingan yang dibutuhkan untuk meningkatan omset ekspor mereka”, ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi dalam sambutan tertulis. 

Didi melanjutkan, target pasar ASE 2.0 diperluas dengan merambah ke negara yang memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia, baik secara regional maupun bilateral di antaranya Jepang, Australia, Swiss, Norwegia, Korea Selatan, Chile, Tiongkok, Mozambik, dan negara kawasan ASEAN.

“Pelaku usaha akan mendapat pengetahuan untuk mengekspor produknya dari para tenaga ahli yang terlibat dan dapat meningkatkan omzet senilai 3 kali lipat per perusahaan setelah mengikuti program ini. Peserta akan mendapatkan pengetahuan dalam menyusun moodbaord, memahami product range, dan juga memahami trend di pasar dunia. Harapannya adalah para peserta dapat mengembangkan product range baru yang dapat digunakan dalam mengikuti pameran,” papar Direktur Kerja Sama Pengembangan Ekspor, Ni Made Ayu Marthini di depan peserta yang antusias mengikuti acara di Hotel Santika, Semarang. 

Lebih lanjut Made menjelaskan, program ini didesain khusus bagi perusahaan yang telah memiliki kapasitas ekspor. Program akan berlangsung selama satu tahun yang terdiri atas lokakarya baik  daring maupun luring dengan praktek simulasi, tugas, temu bisnis, pendampingan privat, misi orientasi pasar lokal; serta keikutsertaan pameran dalam dan luar negeri seperti Indonesia International Furniture Expo (IFEX), Trade Expo Indonesia (TEI), dan pameran dagang di negara yang perjanjian dagang dengan indonesia. Perusahaan yang telah lolos seleksi diwajibkan merangkul pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di luar Jawa dan Bali sebagai mitra pemasok atau UMKM asuh untuk menciptakan efek yang lebih besar. Pola kemitraan ini sangat ideal karena eksportir dan pelaku UMKM dapat saling membantu dan berkolaborasi.