KabarJawa.com — Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) bersama Konsulat Jendral Kedutaan Besar Amerika Serikat Surabaya menyelenggarakan workshop literasi digital bagi pemilih muda yang akan memilih pada Pemilu 2024. Workshop yang bertajuk “Building Youth Resilience and Participant during The Political Year” bertempat di Kampus FTI Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, Sabtu 25 Maret 2023.
Ni Made Ras Amanda, sebagai project manager menjelaskan bahwa acara ini digagas karena disinformasi atau hoax menjelang pemilu di internet cukup tinggi, sehingga perlu mengajak pemilih muda agar kritis, cerdas, dan tangguh memerangi disinformasi. “Untuk itu, program ini mengusung tagline “Yang Muda, Yang Cerdas Memilih” jelasnya.
Program kolaborasi ini menyasar 500 pemilih muda usia 17-20 tahun di 8 kota di Indonesia. Salatiga adalah lokasi keempat rangkaian workshop ini. Sebelumnya kegiatan ini sudah dilaksanakan di Denpasar, Yogyakarta, Makasar dan akan dilanjutkan ke kota lain termasuk Malang, Surabaya, Padang, dan Manado. Japelidi sendiri telah hadir dengan beragam kegiatan untuk meningkatkan kompetensi literasi digital masyarakat sejak tahun 2017. Sejumlah akademisi dari 81 perguruan tinggi di 31 wilayah Indonesia tergabung dalam Japelidi.
Dalam kegiatan ini para pemuda hadir dari berbagai perguruan tinggi di Semarang, Salatiga, Boyolali, dan Yogyakarta antara lain Universitas Diponegoro, Universitas Islam Sultan Agung, Stikom Semarang, Universitas Boyolali, Universitas Teknologi Yogyakarta dan Universitas Kristen Satya Wacana.
Koordinator Japelidi Novi Kurnia mengatakan pemilih pemula memiliki modal besar untuk berpartisipasi aktif dalam pemilu. “Harapannya para pemuda tidak hanya pasif, tapi juga bisa menggunakan kemampuan kritis dan produktif dalam bermedia digital sehingga mereka bisa berpartisipasi aktif dalam demokrasi di Indonesia,” jelasnya.
Sepanjang setengah hari peserta workshop diajak memahami empat topik utama, yaitu bagaimana menghadapi misinformasi, memilih sumber informasi yang valid, memilih media yang dapat dipercaya, melaporkan konten negatif, dan ditutup dengan materi untuk membuat konten positif di Internet. Hadir sebagai fasilitator Rini Darmastuti (UKSW), Lintang Ratri Rahmiaji (Undip), Liliek Budiastuti Wiratmo (Undip), Ade Irma Sukmawati (UTY), Indah Wenerda (UAD) dan Desy Erika (Stikom Semarang). Sesuai target luaran workshop literasi digital berhasil memproduksi 10 media pembelajaran video sehingga diharapkan mampu memperkaya kuantitas dan kualitas konten positif di media digital, khususnya ditujukan untuk sosialisasi pada pemilih muda.
Lintang Ratri, salah satu fasilitator menjelaskan, upaya mendorong produksi konten video literasi adalah counter produktif kritis terhadap konten-konten negatif sekaligus upaya partisipatif edukasi terhadap hoaks politik. “Saat ini kita memasuki era prosumer, alih-alih ketakutan menghadapi banjir konten negatif, lebih baik fokus pada produksi konten positif, semoga dapat lebih efektif jika datang dari yang muda kepada yang muda”.
Acara yang diakhiri dengan presentasi hasil karya ini dijalankan dengan penuh antusias oleh seluruh tim yang anggotanya diacak sebagai bentuk nyata kolaborasi. Gianita Erika peserta dari Unissula mengakui bahwa sebagai pengalaman pertama, membuat video sangat challenging.
Christian Noven dari Undip menyatakan bahwa workshop hari ini sangat insightfull, begitupun yang dikatakan Ahmad Bagus dari Universitas Boyolali bahwa workshop ini sarat ilmu, seperti kata Dwi Riska dari Univeristas Teknologi Yogyakarta, “bermanfaat poll”.
Sementara itu Sebastian Satriadi dari UKSW mengaku tidak rugi harus bangun pagi-pagi di hari Sabtu karena mendapat banyak pengetahuan baru, hal ini diperkuat oleh pernyataan Fardha Rahajeng dari Stikom Semarang berharap kegiatan seperti ini wajib diadakan lagi. “Asik dan superduper seru, gabung dari banyak universitas, ketemu teman baru langsung bikin karya bareng,” kata Fardha.
#makintahuindonesia