KabarJawa.com — Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan bahwa harga pangan di tingkat pedagang eceran pada Kamis (28/11) mengalami penurunan signifikan. Beberapa komoditas seperti bawang merah menunjukkan penurunan, sementara cabai merah keriting mencatatkan kenaikan harga.
Data terbaru dari Panel Harga Bapanas yang dirilis pukul 08.00 WIB menunjukkan variasi harga yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari ketersediaan pasokan hingga dinamika permintaan pasar.
Beras, sebagai kebutuhan pokok utama masyarakat Indonesia, mengalami pergerakan harga yang bervariasi. Beras premium tercatat mengalami kenaikan sebesar 1,17 persen atau Rp180 , sehingga harganya kini mencapai Rp15.560 per kilogram secara nasional.
Sebaliknya, beras medium justru mengalami penurunan 0,52 persen atau Rp70 , dengan harga terkini di angka Rp13.380 per kilogram . Beras stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) yang dikelola oleh Perum Bulog juga mencatat penurunan kecil sebesar 0,16 persen atau Rp20 , sehingga berada di harga Rp12.500 per kilogram .
Menurut para analis, tren fluktuasi ini mencerminkan kondisi distribusi logistik dan ketersediaan stok yang berbeda di tiap wilayah. Bulog terus berupaya menstabilkan harga di tengah tantangan cuaca dan mempertahankan permintaan.
Di sektor bumbu dapur, bawang merah mengalami penurunan harga sebesar 0,56 persen atau Rp220 , sehingga kini berada di angka Rp38.910 per kilogram . Penurunan ini dipengaruhi oleh peningkatan pasokan dari sentra-sentra produksi seperti Brebes, Jawa Tengah.
Sebaliknya, harga cabai merah keriting naik cukup signifikan sebesar 1,84 persen atau Rp530 , menjadi Rp29.350 per kilogram . Sementara itu, cabai rawit merah mencatat penurunan kecil sebesar 0,03 persen atau Rp10 , sehingga harganya berada di Rp37.650 per kilogram .
Bawang putih bonggol juga menunjukkan kenaikan harga sebesar 1,84 persen atau Rp760 , dengan harga kini mencapai Rp42.040 per kilogram . Kenaikan ini dipicu oleh tingginya permintaan menjelang akhir tahun, meskipun pasokan impor tetap stabil.
Produk hewani seperti daging dan telur juga mencatatkan pergerakan harga yang beragam. Daging sapi murni turun sebesar 1,85 persen atau Rp2.490 , menjadi Rp132.400 per kilogram . Penurunan ini disebabkan oleh stabilitas pasokan di tengah permintaan yang tidak terlalu tinggi.
Namun daging ayam ras mengalami kenaikan kecil sebesar 0,08 persen atau Rp30 , sehingga harganya mencapai Rp36.360 per kilogram . Sementara itu, telur ayam ras mencatat kenaikan yang cukup signifikan sebesar 1,45 persen atau Rp410 , dengan harga terkini di angka Rp28.650 per kilogram .
Komoditas minyak goreng dan gula, yang sering menjadi perhatian masyarakat, juga mengalami kegagalan. Minyak goreng kemasan sederhana naik sebesar 0,43 persen atau Rp80 , menjadi Rp18.520 per kilogram . Sebaliknya, minyak goreng curah mencatat penurunan harga 0,94 persen atau Rp160 , dengan harga kini berada di Rp16.940 per kilogram .
Sementara itu, gula konsumsi mengalami kenaikan kecil sebesar 0,39 persen atau Rp70 , menjadi Rp17.970 per kilogram . Kenaikan ini mencerminkan peningkatan permintaan konsumen menjelang akhir tahun.
Di sektor protein nabati, harga kedelai biji kering (impor) turun 0,19 persen atau Rp20 , menjadi Rp10.460 per kilogram . Penurunan ini disebabkan oleh stabilitas pasokan dari negara pengekspor utama.
Harga jagung untuk pakan ternak juga mengalami penurunan sebesar 0,51 persen atau Rp20 , menjadi Rp5.880 per kilogram . Penurunan ini memberikan sedikit kelonggaran bagi peternak yang selama ini terbebani oleh tingginya harga pakan.
Untuk tepung terigu , harga tepung terigu curah naik sebesar 0,30 persen atau Rp30 , menjadi Rp10.120 per kilogram , sementara tepung terigu non-curah turun 0,38 persen atau Rp50 , menjadi Rp13.020 per kilogram .
Harga ikan segar menunjukkan dinamika yang berbeda. Ikan kembung mencatat kenaikan sebesar 1,41 persen atau Rp520 , sehingga harganya kini berada di angka Rp37.520 per kilogram .
Sebaliknya, ikan tongkol turun tipis sebesar 0,16 persen atau Rp50 , menjadi Rp31.320 per kilogram , sementara ikan bandeng mengalami penurunan lebih besar sebesar 4,23 persen atau Rp1.410 , sehingga kini dihargai Rp31.900 per kilogram .
Pergerakan harga pangan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kondisi cuaca, efisiensi distribusi logistik, dan tingkat permintaan konsumen. Menjelang akhir tahun, permintaan beberapa komoditas cenderung meningkat, terutama untuk persiapan perayaan Natal dan Tahun Baru.
Pemerintah terus memantau perkembangan harga melalui Bulog dan mekanisme stabilisasi pasokan. Kepala Badan Pangan Nasional menegaskan bahwa langkah-langkah strategi akan terus dilakukan untuk menjaga harga tetap terjangkau bagi masyarakat.
Masyarakat diimbau untuk terus memantau perkembangan harga komoditas melalui informasi resmi yang disediakan pemerintah. Dengan pengelolaan belanja yang cermat, pembatasan harga diharapkan tidak terlalu membebani konsumen, terutama di tengah tekanan ekonomi yang masih terasa.