News  

Ekonomi Jateng Triwulan IV 2022 Tumbuh Positif 5,24 Persen

KabarJawa.com — Perekonomian Provinsi Jawa Tengah Triwulan IV 2022 tumbuh positif 5,24 persen Year on Year (YoY). 

Kepala BPS Jateng, Adhi Wiriana mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Jateng lebih tinggi dibanding perekonomian nasional yang tumbuh 5,01 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis perekonomian Jawa Tengah pada Triwulan IV 2022 tumbuh 5,24 persen secara tahunan (YoY/Year on Year). 

“Artinya pada Triwulan IV (Oktober-Desember) 2022 dibandingkan Triwulan IV 2021 terjadi kenaikan 5,24 persen. Ini jauh lebih baik dibandingkan nasional karena nasional tumbuh 5,01 persen,” ungkapnya, Senin, (06/03).

Selain itu, jika diukur berdasarkan cumulative to cumulative (c to c/Januari-Desember 2022), perekonomian Jateng tumbuh 5,31 persen. Menurut Adhi, pertumbuhan tersebut patut disyukuri karena selaras dengan pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa dan secara nasional.

Dijelaskan, jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, ekonomi Jateng tumbuh 0,63 persen. Hal ini didasari karena panen atas beberapa komoditas buah seperti durian ataupun rambutan.

“Ini kondisi pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah yang relatif angkanya moderat. Karena c to c sama dengan nasional dan Pulau Jawa, sementara y on y lebih baik dibandingkan nasional, demikian q to q lebih baik dibanding nasional,” paparnya.

Adhi menjelaskan,ada beberapa hal yang menyokong pertumbuhan ekonomi di Jateng. Di antaranya, sektor jasa yang tumbuh kuat di periode ini. Sebagai contoh tingkat pengisian kamar, baik berbintang maupun nonbintang, yang meningkat 9,35 persen dibanding triwulan sebelumnya.

Selain itu, penumpang moda transportasi yang mengalami peningkatan. Di sektor kereta api, penumpang naik 107,77 dibanding Triwulan IV 2021. Selain itu, lalu lalang penggunaan mobil pribadi melewati tol meningkat 4,5 persen dibanding Triwulan III 2022.

Selan sektor jasa, pertumbuhan ekonomi Jateng juga disokong permintaan pasar domestik dan internasional. Data ekspor produk pengolahan di Jawa Tengah menunjukan peningkatan 2,48 persen. Di samping itu, realisasi belanja pemerintah yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya.