KabarJawa.com — Dalam upaya menangani permasalahan stunting yang masih menjadi tantangan di Kabupaten Semarang, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Semarang telah memberikan kontribusi signifikan berupa bantuan 1.008 kaleng kornet. Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis kepada Bupati Semarang, Ngesti Nugraha, di pendapa rumah dinas bupati pada Selasa, 24 September 2024.
Bupati Ngesti Nugraha menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kepedulian Baznas terhadap penanganan stunting. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk mengatasi isu stunting secara menyeluruh. “Terima kasih kepada Baznas yang ikut peduli menangani stunting,” ungkapnya. Pernyataan tersebut mencerminkan pemahaman bahwa penanganan stunting memerlukan sinergi antara pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat.
Ketua Baznas Kabupaten Semarang, Khadziq Faisol, menjelaskan bahwa bantuan kornet yang bernilai total Rp25 juta ini ditujukan untuk memperkuat upaya penanganan stunting. Kornet tersebut akan disalurkan melalui Bupati, untuk kemudian dikhususkan bagi masyarakat yang membutuhkan, terutama bagi balita yang terdampak stunting. “Kita serahkan ke bupati untuk dibagikan ke masyarakat yang membutuhkan. Terutama, untuk mengurangi (kasus) stunting,” terangnya.
Khadziq juga menekankan komitmen Baznas untuk terus mendukung inisiatif pemerintah daerah dalam menangani masalah gizi buruk. Harapannya, dengan upaya kolaboratif dari semua pemangku kepentingan, Kabupaten Semarang dapat menjadi wilayah dengan prevalensi stunting terendah di Jawa Tengah. Saat ini, Kabupaten Semarang menempati peringkat kedua dalam pengukuran prevalensi stunting, setelah Kota Semarang.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Bambang Pujiharto, menambahkan bahwa kornet daging sapi ini akan didistribusikan kepada balita stunting di beberapa lokasi yang teridentifikasi. Kecamatan Pabelan, Bancak, Bringin, dan Tengaran menjadi fokus utama dalam penyaluran bantuan ini. “Kita berharap, bantuan ini dapat mendukung penanganan serius stunting, agar terus menurun angkanya,” katanya.
Melalui berbagai inisiatif seperti ini, diharapkan kesadaran dan keterlibatan aktif masyarakat dalam penanganan masalah stunting dapat semakin meningkat. Upaya bersama antara pemerintah, lembaga formal, dan masyarakat diharapkan dapat menciptakan dampak positif dalam memerangi stunting, sehingga generasi masa depan Kabupaten Semarang dapat tumbuh sehat dan berdaya saing.