News  

 Curug Lewu: Alternatif Wisata Alam di Semarang

Foto: Curug CLBK Semarang/ Dedy Irawan

KabarJawa.com — Jika Anda merasa bosan dengan kehidupan perkotaan Semarang, maka alihkanlah langkah Anda ke arah selatan, di mana Anda akan menemukan suasan alam yang menyejukkan.

Salah satu tempat yang patut Anda kunjungi adalah Curug Lawe Benowo Kalisidi, yang dikenal juga dengan sebutan CLBK. Di tempat ini, Anda akan menemukan dua curug yang indah, yaitu Curug Lawe dan Curug Benowo.

Muhajirin (46), pengelola CLBK, menjelaskan bahwa tempat wisata alam ini biasanya ramai dikunjungi oleh wisatawan saat musim kemarau atau saat akhir pekan. Namun, ia juga mengakui bahwa selama musim hujan pun masih ada kunjungan dari para wisatawan.

“Kunjungan biasanya ramai saat musim kemarau, akhir pekan, dan tanggal merah. Namun, pada hari biasa pun tetap ada wisatawan meskipun jumlahnya tidak begitu signifikan,” ujarnya kepada KABARJAWA.COM pada Kamis, 9 Mei.

Ketika hari libur atau tanggal merah, kata Muhajirin, jumlah pengunjung bisa mencapai 200-500 orang lebih, terutama saat musim kemarau.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tempat wisata yang terletak di Kecamatan Ungaran Barat ini dikelola oleh Perhutani bekerja sama dengan warga sekitar melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).

“Semua kegiatan wisata di kawasan Perhutani harus berada di bawah naungan LMDH,” tambahnya.

Muhajirin menyebutkan bahwa sebelum menjadi tempat wisata, kawasan Curug tersebut dulunya merupakan hutan belantara. Namun, dalam hampir 30 tahun terakhir, tempat ini telah bertransformasi menjadi destinasi wisata alam yang menakjubkan.

“Kami telah berusaha menjalankan kegiatan ini selama puluhan tahun dengan tujuan utama meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa tidak hanya masyarakat lokal yang mengunjungi tempat ini, tetapi juga wisatawan dari berbagai negara.

Untuk mencapai lokasi curug, wisatawan perlu melakukan perjalanan sekitar 2,5 KM untuk Curug Lawe dan 2,3 KM untuk Curug Benowo, dengan estimasi waktu perjalanan sekitar 45 menit.

Namun, wisatawan tidak perlu khawatir kehabisan makanan atau minuman di perjalanan karena terdapat 11 unit UMKM yang menjajakan makanan di sepanjang jalan.

Muhajirin berharap bahwa tren kunjungan yang meningkat akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat sekitar dan pengembangan tempat wisata alam ini.

“Kami memiliki rencana pengembangan, terutama dalam hal perbaikan infrastruktur jalan,” tambahnya.