KabarJawa.com — Untuk menaikkan nilai jual kopi, masyarakat didorong untuk dapat mengembangkan inovasi produk olahan kopi.
Bupati Jepara Dian Kristiandi mengatakan saat ini kopi tidak hanya dimanfaatkan untuk pembuatan minuman, akan tetapi sudah berkembang untuk produk makanan.
“Saat ini, kita harus mulai berinovasi mengembangkan berbagai produk olahan berbahan dasar kopi. Ini akan menjadi daya tarik masyarakat,” ucapnya pada Peringatan Hari Kopi Nasional 2022, di Objek Wisata Air Terjun Songgo Langit, Desa Bucu, Kecamatan Kembang, Rabu (18/5).
Menurutnya, Kabupaten Jepara isampaikan, Kabupaten Jepara memiliki potensi pengembangan tanaman kopi yang cukup besar. Seperti halnya di wilayah Cepogo, Bucu, Sumanding, dan Dudakawu (Cecumandak), yang memiliki potensi produktivitas kopi ekspor.
“Selama ini wilayah Cecumandak cukup dibanggakan sebagai wilayah penghasil kopi di Jepara. Tetapi jika dilihat lebih detail, angkanya masih relatif kecil sehingga perlu terus didorong agar produktivitasnya meningkat,” bebernya.
Tidak hanya itu, ia menjelaskan bahwa total lahan kopi di Cecumandak, sekitar 2 ribu hektare. Di mana, lahan tersebut dikelola oleh kelompok tani bekerja sama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan Perhutani. Namun, produksinya masih minim, yakni sekitar 1.000 ton tiap tahunnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, yakni kualitas atau rasa. Agar mendapatkan rasa yang berkualitas, para petani harus memanen dengan cara yang benar. Selain itu proses penanaman juga harus benar.
“Kopi yang dipanen harus yang sudah bijinya merah, agar hasil kopinya memiliki kualitas yang baik. Jangan sampai karena terdesak kebutuhan, kopi di panen saat masih hijau,” katanya.
Tidak hanya itu, ia juga meminta agar para petani di wilayah Cecumandak dapat meningkatkan kuantitas produk kopinya. Sehingga, dapat memenuhi kebutuhan pasar ekspor.
“Harganya saat ini masih Rp22 ribu per kilogram. Harapan ke depan, bisa lebih baik lagi tentu harus diimbangi dengan kualitas,” pintanya.
Ia juga berharap, para petani kopi mampu mengembangkan berbagai macam produk olahan kopi. Tentu saja dengan pengemasan dan pemasaran yang lebih baik.
“Tadi saya melihat ada getuk goreng kopi, rasanya enak. Bisa terus dikembangkan inovasinya,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, bupati juga meminta segera dibentuk semacam koperasi petani kopi. Selain sebagai wadah komunikasi, koperasi juga berperan untuk menampung serta menstabilkan harga kopi. Dirinya juga meminta jajaran perangkat daerah untuk memfasilitasi pengembangan kopi di wilayah ini.
“Semuanya harus fokus dan bersinergi untuk mengembangkan kopi ini. Termasuk meningkatkan teknologi pengolahannya,” pungkasnya.