News  

BKOW Akan Lebih Serius Dampingi KDRT di 2023

KabarJawa.com — Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Jawa Tengah bersinergi dengan Pemprov Jateng mengatasi berbagai persoalan sosial. Tidak hanya pendampingan perempuan melalui program Destara (Desa Sejahtera Peduli Perempuan dan Anak), pada 2023 BKOW juga akan mendampingi korban kekerasan dalam rumah tangga, Kamis (8/12).

Bukan hanya mendampingi perempuan dengan pada program Desa Sejahtera Peduli Perempuan dan Anak (Destara), BKOW akan mendampingi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di tahun 2023 kesedepan.

Ketua Umum BKOW Jateng Nawal Nur Yasin mengatakan bahwa program yang telah dilaksanakan sebelumnya, selalu berpihak pada perempuan, jompo, anak-anak, dan kemiskinan.

Ketua Dewan Pembina BKOW Jateng Atikoh Ganjar Pranowo juga hadir dalam kegiatan yang dilaksanakan di Aula Cendrawasih Kesbangpol itu. Selain Destara, adapula program “Grebeg Gayeng” yang berfokus pada penanggulangam perempuan rentan miskin, serta Gapura Gayeng atau gerakan perubahan pola asuh yang lebih humanis.

Saat ini ada 16 kelompok yang tersebar di berbagai kabupaten dan kota di Jateng dan telah di dampingi oleh Destara.

“Ada cerita dari program Destara di Sragen, yang bersinergi dengan Baznas, Dinkop UKM, dan Dinas Perlindungan Perempan dan Anak. Di Desa Ketro, ketika kami melakukan pelatihan pengolahan ikan menjadi abon, saat Ramadan bisa terjual, dan omzetnya mencapai Rp15 juta per minggu,” ungkapnya.

Kemudian untuk program yang akan dilaksanakan tahun depan, pendampingan terhadap perempuan korban KDRT akan lebih ditingkatkan oleh BKOW. Pelatihan Paralegal adalah tahap pertama yang akan dilakukan.

“Kita akan dampingi korban kekerasan rumah tangga. Nanti ada pelatihan paralegal terlebih dahulu, kemudian juga ada kepanjangan tangan di GOW yang tersebar di 35 kabupaten/ kota,” ujarnya.

Menurut Ketua Dewan Pembina BKOW Jateng Atikoh Ganjar Pranowo selama ini BKOW memiliki kontribusi yang tidak kecil dalam penanganan kemiskinan melalui berbagai pendampingan, pelatihan, dan pemasaran, juga perbaikan RTLH. Atikoh sangat mengapresiasi kinerja badan tersebut.

“BKOW terdiri atas 40 organisasi perempuan, kalau bisa digerakkan semua untuk penanggulangan kemiskinan terkait kelompok rentan, perempuan di daerah pinggiran, penanggulangan stunting, hingga pendewasaan usia pernikahan yang kini minimal 19 tahun,” bebernya.