KabarJawa.com — Warga Jawa Tengah yang berencana melakukan perjalanan ke luar negeri saat ini harus berangkat dari Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), karena Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mencabut status internasional dari 18 bandara di Indonesia. Bandara Ahmad Yani di Kota Semarang dan Bandara Adi Soemarmo di Kota Solo turut terkena dampaknya.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Agung Hariyadi, mengungkapkan kejutannya atas keputusan tersebut. “Kami tidak menyangka bahwa kedua bandara itu harus kembali menjadi bandara domestik. Padahal, kami telah mempersiapkan segala hal untuk penerbangan ke luar negeri,” ujar Agung saat dihubungi pada Minggu, 5 Mei 2024.
Dikutip dari Beritajateng.tv, Penuturan Agung menunjukkan bahwa kedua bandara di Jawa Tengah itu sebelumnya ditutup untuk rute penerbangan internasional, terutama setelah pandemi Covid-19 melanda. Selama periode penutupan tersebut, Disporapar Jawa Tengah telah melakukan persiapan untuk meningkatkan pariwisata di wilayah tersebut demi menarik wisatawan mancanegara.
Namun, kebijakan pemerintah mengubah status kedua bandara tersebut menjadi domestik tidak terhindarkan, sesuai dengan pertimbangan dari Pemerintah Pusat, khususnya Kemenhub RI. Agung menjelaskan bahwa jumlah kedatangan orang dari penerbangan internasional ke bandara-bandara di Jawa Tengah tidak mengalami peningkatan yang signifikan. “Sejak 2022, jumlahnya sekitar 670 orang, dan meningkat menjadi sekitar 900 orang pada 2023. Namun, tahun ini target kami adalah 200 ribu, tetapi kebijakan baru telah mengubahnya,” tambahnya.
Pada tahun 2024, hampir tidak ada penumpang yang datang dari penerbangan internasional ke Jawa Tengah. Hal ini mengakibatkan Disporapar Jawa Tengah menghadapi tantangan untuk tetap menarik wisatawan mancanegara meskipun tidak memiliki bandara internasional.
Agung menyatakan bahwa meskipun Jawa Tengah tidak lagi menjadi pintu masuk langsung untuk wisatawan mancanegara, pihaknya akan mengambil langkah-langkah strategis untuk tetap mempertahankan minat wisatawan. “Kami akan menyusun strategi agar Jawa Tengah tetap menjadi tujuan utama, tidak hanya bagi wisatawan, tetapi juga bagi pelaku bisnis dan perjalanan lainnya,” tegasnya.
Meskipun demikian, Agung tetap optimistis bahwa status internasional dari kedua bandara di Jawa Tengah akan kembali dibuka. “Saya yakin bahwa status internasional bandara akan dibuka kembali ketika melihat permintaan yang tinggi. Jawa Tengah memiliki potensi besar, dan ketika permintaan meningkat, bandara internasional akan dibuka kembali,” paparnya.
Pihaknya meyakini bahwa minat wisatawan terhadap Jawa Tengah tetap tinggi, yang membuatnya yakin bahwa kedua bandara akan kembali mendapat status internasional. “Ada banyak permintaan dan potensi kunjungan, mengapa tidak langsung? Pasarnya sudah cukup besar, saya yakin bandara akan kembali menjadi internasional,” pungkas Agung dengan optimisme.