KabarJawa.com — Jalur pendakian Gunung Slamet resmi ditutup sejak Senin (13/5/2024) menyusul peningkatan aktivitas vulkanik di gunung tersebut. Kondisi saat ini menempatkan status Gunung Slamet pada level II atau waspada.
Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N., M.Sc, selaku Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dalam siaran persnya pada Senin (13/5/2024), menyatakan bahwa dalam menghadapi peningkatan aktivitas vulkanik, masyarakat dan pengunjung diimbau untuk tidak mendekati kawah puncak Gunung Slamet dalam radius 2 km.
“Pemantauan intensif tetap dilakukan untuk mengevaluasi aktivitas Gunung Slamet oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,” ungkapnya.
Dikutip dari Serayunews.com, Masyarakat di sekitar Gunung Slamet diingatkan untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh informasi yang tidak bertanggung jawab mengenai aktivitas gunung. Mereka diharapkan untuk mematuhi arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah dan BPBD Kabupaten.
Pemerintah Daerah, BPBD Provinsi, dan Kabupaten juga diminta untuk terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang. Informasi mengenai tingkat aktivitas Gunung Slamet dapat dipantau melalui aplikasi MAGMA Indonesia.
“Tingkat aktivitas Gunung Slamet akan dievaluasi secara berkala atau jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan. Rekomendasi terkait aktivitas Gunung Slamet akan tetap berlaku hingga evaluasi berikutnya diterbitkan,” jelasnya.
Gunung Slamet, sebagai gunung api strato dengan ketinggian puncak mencapai 3432 mdpl, berada secara administratif di lima kabupaten, yaitu Kabupaten Pemalang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis, koordinatnya adalah 7° 14.30′ LS dan 109° 12.30′ BT.
Aktivitas vulkanik Gunung Slamet pada tahun 2024 umumnya ditandai dengan embusan asap kawah yang mencapai ketinggian 50 – 500 meter dari puncak. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Purbalingga, Prayitno, mengonfirmasi penutupan jalur pendakian Gunung Slamet, termasuk melalui Dukuh Bambangan Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga. “Kami telah menindaklanjuti informasi dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,” katanya.