News  

Abdul Hakam : Kasus Hepatitis Misterius Belum Ada di Semarang

KabarJawa.com — Dinas Kesehatan Kota Semarang mengklaim hingga saat ini belum ada kasus hepatitis misterius, namun Dinkes tetap waspada karena penyakit tersebut sudah ada di Indonesia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan pihaknya langsung melakukan edukasi kepada masyarakat semenjak turunnya surat edaran dari Kementerian Kesehatan mengenai kewaspadaan dini adanya hepatitis akut misterius.

Pihaknya telah menjadwalkan kegiatan edukasi, termasuk edukasi mengenai hepatitis misterius kepada masyarakat.

“Jika terdapat masyarakat yang mengalami gejala mengarah ke hepatitis mistierus diminta segera lapor kepada Dinkes agar bisa segera dilakukan penanganan,” pungkasnya, Selasa (10/5).

Menurutnya, masyarakat tinggal ke puskesmas atau lapor melalui telepon 11 2500 132, ia tidak ingin pasien terlambat didiagnosa hingga menyebabkan tidak bisa tertolong.

“Silakan, layanan 24 jam kami selalu ada. Apakah curiga ke arah sana karena hampir sebagian besar penyakit infeksi gejalanya mirip,” bebernya.

Tidak hanya itu, ia menjelaskan hepatitis akut berhubungan dengan sistem pencernaan, dimana gejala hepatitis misterius ini diantaranya mual, muntah, diare, demam tinggi, hingga kekuningan.

Pasien dengan gejala tersebut perlu diperiksa untuk memastikan apakah mengidap hepatitis A, B, C, D, atau E. Jika hasil pemeriksaan negatif, dimungkinkan masuk hepatitia misteriys.

“Ternyata, ada peningkatan enzim transaminase, SGOT SGPT meningkat yang mungkin menjadi suspek hepatitis akut yang belum ditemukan obatnya,” jelasnya.

Hepatitis misterius ini diketahui menyerang anak-anak di bawah usia 18 tahun. Informasi yang beredar di beberapa media sosial menyebutkan hepatitis misterius berakitan dengan vaksinasi Astrazeneca. Adapun, anak-anak khususnya di Semarang mendapatkan vaksin jenis Sinovac.

Dia meluruskan bahwa bahan astrazeneca berbeda dengan penyebab virus hepatitis misterius ini. Astrazeneca sudah melalui metode yang dilakukan beberapa pakar. Sehingga, adenovirus tidak bisa melakukan replikasi di dalam tubuh seseorang.

“Kalau kita berbicara mengenai yang rekombinan yang ada di astrazeneca itu adalah tipenya cadok tapi yang di hepatitis misterius adalah tipe 41,” ungkapnya.

ia menghimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol Kesehatan, misalnya mencuci tangan dan memakai masker.

 

Exit mobile version