Kabarjawa.com-Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini mengangkat Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP). Keputusan ini menjadi sorotan, mengingat Sakti merupakan menteri terkaya di Kabinet Merah Putih, dengan total kekayaan mencapai Rp2,6 triliun menurut Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dilaporkan pada (26/03/2024). Kekayaannya ini bahkan lebih besar daripada kekayaan Prabowo Subianto, yang tercatat memiliki harta sebesar Rp2,04 triliun per (20/10/2023).
Sakti Wahyu Trenggono memiliki latar belakang yang mengesankan, baik dalam dunia bisnis maupun politik. Sebagai seorang pengusaha, ia telah membangun karir yang sukses sebelum terjun ke dunia politik. Sakti tidak hanya dikenal sebagai pengusaha, tetapi juga sebagai politikus yang aktif. Ia sebelumnya menjabat sebagai Bendahara Partai Amanat Nasional (PAN) dan terlibat dalam tim pemenangan Joko Widodo saat mencalonkan diri sebagai Wali Kota Surakarta hingga akhirnya terpilih sebagai presiden RI.
Sakti Wahyu Trenggono menjadi wakil menteri pertahanan pada masa Kabinet Indonesia Maju di bawah kepemimpinan Joko Widodo. Setelah pengunduran Edhy Prabowo akibat kasus korupsi, Sakti diangkat menjadi Menteri KKP pada (23/12/2020). Penunjukan ini menandai peralihan penting dalam kepemimpinan KKP, di mana ia diharapkan dapat membawa visi baru untuk sektor kelautan dan perikanan Indonesia.
Dalam pengangkatannya sebagai Menteri KKP oleh Prabowo pada (21/10/ 2024), Sakti langsung menghadapi sejumlah tantangan. Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu andalan perekonomian Indonesia, dan selama beberapa tahun terakhir, sektor ini mengalami banyak permasalahan, mulai dari ilegal fishing hingga pengelolaan sumber daya yang tidak berkelanjutan. Sakti diharapkan dapat memberikan solusi inovatif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Dalam laporan LHKPN, kekayaan Sakti terdiri dari berbagai aset, termasuk harta bergerak lainnya senilai Rp22,9 miliar, surat berharga Rp2,2 triliun, kas dan setara kas Rp156,1 miliar, serta harta lainnya senilai Rp166,9 miliar. Sakti juga memiliki koleksi kendaraan yang cukup mengesankan. Koleksinya mencakup mobil Audi RS 5 2015 senilai Rp800 juta, Mini Cooper S Countryman F60 2023 seharga Rp1,010 miliar, dan motor Honda Beat 2018 yang bernilai Rp3,25 juta. Semua kendaraan ini diklaim sebagai hasil kerja kerasnya sendiri dan bukan barang hibah.
Sebagai menteri terkaya di kabinet, Sakti berkomitmen untuk mengelola kekayaannya dengan bijaksana, sekaligus menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam posisinya sebagai penyelenggara negara. Ia adalah salah satu dari banyak menteri yang telah melaporkan kekayaan mereka ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menandakan pentingnya integritas dalam kepemimpinan publik.
Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti diharapkan untuk fokus pada pengembangan sektor kelautan yang berkelanjutan. Ia perlu memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak hanya menguntungkan para pelaku usaha, tetapi juga menjaga kelestarian ekosistem laut Indonesia. Salah satu langkah penting yang perlu diambil adalah penguatan regulasi untuk mencegah penangkapan ikan secara ilegal dan memastikan bahwa hasil laut dapat dikelola dengan baik untuk masa depan.
Selain itu, Sakti harus mampu menciptakan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan sumber daya kelautan. Kolaborasi yang baik antara berbagai pihak akan sangat penting untuk mencapai tujuan yang lebih besar dalam pengembangan sektor kelautan dan perikanan Indonesia. Di era globalisasi ini, Sakti juga harus memperhatikan aspek pemasaran produk perikanan di pasar internasional dan memastikan bahwa produk Indonesia dapat bersaing secara global.
Secara keseluruhan, penunjukan Sakti Wahyu Trenggono sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan menunjukkan harapan besar untuk sektor yang vital bagi perekonomian Indonesia. Dengan pengalaman dan latar belakang yang dimilikinya, diharapkan Sakti dapat menjalankan amanahnya dengan baik dan membawa perubahan positif bagi kelautan dan perikanan Indonesia. Keberhasilan dalam tugas ini akan sangat bergantung pada kemampuan Sakti untuk berinovasi dan menghadapi tantangan yang ada dengan solusi yang tepat dan berkelanjutan.
Di tengah tantangan yang dihadapi sektor kelautan, Sakti diharapkan dapat memperkuat kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk nelayan lokal, pelaku usaha, serta lembaga lingkungan. Komitmen terhadap prinsip keberlanjutan dan inovasi diharapkan dapat menciptakan dampak positif yang luas, tidak hanya untuk ekonomi, tetapi juga untuk kelestarian lingkungan laut Indonesia.