SEMARANG – Sebanyak 21 pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah periode 2024-2029, baru saja diukuhkan oleh Pj Gubernur Jateng di Gedung B Lantai 5, Kompleks Kantor Gubernur, Senin, 24 Juni 2024.
Nana meminta kapada FKUB Jateng yang baru saja dikukuhkan itu untuk ikut serta dalam mewujudkan pilkada damai di Jawa Tengah. Sebab, tahun ini akan diselenggarakan pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota secara serentak.
Untuk itu, sinergisitas FKUB dengan pemerintah daerah, KPU, Bawaslu, TNI, Polri, dan organisasi kemasyarakatan lainnya sangat dibutuhkan.
“Kami berharap pada peran FKUB untuk lebih meningkatkan perannya terkait masalah SARA yang kadang diangkat oleh kelompok tertentu, sehingga berpotensi menjadi konflik horisontal,” tegas Nana.
Ia menjelaskan, FKUB ini merupakan gabungan dari kelompok-kelompok agama yang berbeda. Namun demikian, mereka memiliki tujuan yang yang sama, yakni menjadikan seluruh masyarakat dapat melaksanakan kegiatan keagamaannya dengan baik.
Dengan begitu, FKUB Jateng diharapkan mampu menjembatani dialog antar umat beragama di wilayahnya. Baik yang dilakukan oleh para tokoh-tokohnya maupun masyarakat.
“Intinya adalah saling menghormati dan menghargai antarumat beragama,” kata Nana.
Nana juga berharap, kepengurusan yang baru ini lebih kompak, solid, dan terus menjaga sinergi dengan instansi lainnya. Iklim Jawa Tengah yang kondusif dan damai harus terus dijaga.
“Kita harapkan ada peningkatan dalam hal menjaga, memelihara, dan meningkatkan kerukunan antarumat beragama,” katanya.
Sementara itu, Ketua FKUB Jateng, Imam Yahya mengatakan, organisasinya memiliki posisi strategis untuk bersama-sama memajukan Jawa Tengah yang damai.
Ada beberapa program yang disiapkan untuk menciptkan situasi itu, antara lain dialog antarumat beragama, kegiatan inklusif yang diikuti oleh semua warga, serta meningkatkan jejaring dan kerja sama dengan organisasi sosial kemasyarakatan lainnya.
“Selain itu juga sosialisasi pentingnya toleransi di tengah masyarakat dan antarumat beragama,” katanya.
Setali tiga uang, Imam juga sependapat bahwa potensi konflik SARA memang harus dicegah. Sebab konflik ini jika tidak ditangani sejak dini akan berdampak sangat besar.
“Melalui FKUB ini diharapkan tokoh agama, tokoh masyarakat, dan antarumat beragama bisa tetap tenang, sehingga pilkada ini justru bisa menjadi perekat antarumat di Jawa Tengah,” katanya. (*)