KabarJawa.com – Di tengah berjamurnya media massa daring, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) menyusun indikator tingkat keterpercayaan publik atas pemberitaan atau Trustworthy News sejak tahun 2021. Manajemen keredaksian dan pengelolaan bisnis media yang profesional akan melahirkan tingkat jurnalisme berkualitas.
Trustworthy News adalah upaya membangun ekosistem bisnis media yang sehat, berkualitas, dan berkelanjutan di Indonesia. AMSI pun gencar menosialisasikan indikator Trustworthy News ini pada anggota-anggotanya yang berada di banyak wilayah. Salah satunya pada anggota di Jawa Tengah.
AMSI akan menggelar diskusi Trustworthy “Media di Tengah Dinamika Pemilu 2024” yang akan berlangsung pada Rabu, 28 Februari 2024 pukul 14.00 WIB di Hotel KHAS Semarang merupakan rangkaian dari pelaksanaan Konferensi wilayah (Konferwil) ke-3 AMSI Jawa Tengah.
Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana direncanakan akan hadir untuk membuka acara. Selain itu, sebanyak 4 (empat) pembicara juga akan hadir dalam acara tersebut.
Keempat pembicara itu ialah Wakil Ketua Umum AMSI sekaligus CEO Kabar Grup Indonesia (KGI), Upi Asmaradana, Anggota Bawaslu Jateng, Nur Kholiq, Anggota KPU Jateng, Akmaliyah, dan Pengamat Politik Universitas Diponegoro, Bangkit Aditya.
Ketua AMSI Jateng, Nurkholis mengungkap alasan di balik pemilihan tema tersebut. Menurutnya, mengetahui bagaimana posisi media yang seharusnya di tengah Pemilu menjadi hal yang penting.
“Tema itu kami usung untuk mengetahui positioning media di tengah dinamika Pemilu, khususnya Pilpres 2024 yang diwarnai banyak dinamika. Dituduh banyak terjadi kecurangan yang memunculkan wacana hak angket,” ujar Nurkholis, Selasa 27 Februari 2024.
Diskusi yang menjadi kelanjutan dari Konferwil III AMSI ini, lanjut Nurkholis, mendapat dukungan dan sponsor oleh berbagai pihak.
“Ini didukung oleh Internews dan disponsori oleh Sukun MC Wartono, PT Etawalin, Semen Gresik, PT SPJT, PT BPR BKK Jateng, PT Jamkrida Jateng, dan Nexa,” ungkapnya.
Selain mampu membangun kesepahaman terkait indikator keterpercayaan, pihaknya berharap diskusi ini mampu meningkatkan pemahaman para pemimpin media terhadap konsep sekaligus indikator trustworthy news. (*)